Mengenal Suku Baduy, Asal Usul Hingga Tradisi

Berbagai kelompok etnis memberi warna keragaman yang terdapat di Indonesia merupakan suku Baduy. Suku Baduy merupakan penduduk asli yang hidup dan tinggal di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kec. Leuwidamar, Kab. Lebak, Prov. Banten.

Nama Baduy ialah istilah yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok warga tersebut. Komentar awal timbulnya nama Baduy berasal dari istilah para periset Belanda yang memandang kemiripan mereka dengan kelompok Arab Badawi di Timur Tengah yang ialah warga dengan cara hidup berpindah-pindah (nomaden).

Komentar selanjutnya merupakan nama Baduy timbul sebab terdapatnya Sungai Baduy serta Gunung Baduy yang terdapat di bagian utara dari daerah tersebut. Sedangkan orang Baduy lebih suka menyebut dirinya sebagai urang Kanekes ataupun orang Kanekes cocok dengan nama daerah yang mereka tinggali.

Suku Baduy

Asal Usul Suku Baduy

Dikutip dari halaman Kemendikbud, sejarah suku Baduy Dalam berasal dari Batara Cikal, ialah salah satu dari 7 dewa yang diturunkan ke bumi. Batara Cikal sendiri memiliki kedudukan buat mengendalikan penyeimbang yang terdapat di bumi. Tipe tersebut mirip dengan cerita diturunkannya Nabi Adam ke bumi.

Suku Baduy juga yakin kalau mereka merupakan generasi Nabi Adam. Ada juga para pakar sejarah memiliki komentar sendiri berdasar pada penemuan prasasti sejarah, catatan para pelaut dari Portugis serta Cina yang dihubungkan dengan cerita rakyat tentang Tatar Sunda.

Pada tipe yang dibeberkan pakar sejarah, warga baduy (kanekes) memiliki kaitan dengan Kerajaan Pajajaran pada dekat di abad ke-16 di mana kesultanan Banten belum berdiri. Dengan daerah yang strategis, Pangeran Pucuk memerintahkan pasukan prajurit opsi buat melindungi kelestarian Gunung Kendeng-Sungai Ciujung.

Baca Juga  Pengguna Internet di Seluruh Indonesia Capai 213 Juta Orang

Tipe ketiga dibeberkan Van Tricht yang berkunjung ke Baduy di tahun 1982 yang tidak mengakui kedua komentar diatas. Bagi Van Tricht, warga Baduy telah terdapat semenjak lama disitu serta ialah warga asli serta sangat ketat mempertahankan kebudayaan nenek moyang mereka.

Komentar Van tricht sejalan dengan komentar Danasasmita serta Djatisunda (1986:4-5) di mana bagi 2 pakar ini pada masa kemudian terdapat seseorang raja yang berkuasa di daerah dekat Baduy bernama Rakeyan Darmasiksa. Si raja ini memerintahkan warga Baduy buat memelihara Kabuyutan (tempat pemujaan nenek moyang) serta menjadikan kawasan tersebut sebagai Mandala ataupun kawasan suci.

Identitas Suku Baduy Karakteristik khas Baduy bisa diamati dari cara hidup dan hasil budaya yang masih bisa diamati hingga saat ini. Salah satunya merupakan rumah adat Baduy ialah Sulah Nyanda yang ialah bangunan berupa panggung dengan bahan kayu, bambu, dan atap ijuk ataupun rumbia. Karakteristik orang Baduy sendiri dibagi jadi 2, ialah Baduy Luar serta Baduy Dalam.

Suku Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat dengan menolak terdapatnya teknologi serta mempertahankan cara hidup yang telah terdapat semenjak era nenek moyang. Jika diamati, Suku Baduy Dalam tiap hari sering memakai pakaian serta ikat kepala bercorak putih yang melambangkan kesucian.

Sedangkan Suku Baduy Luar diperbolehkan menerima teknologi serta cara hidup warga modern buat melaksanakan kehidupan tiap harinya. Dalam kesehariannya, Baduy Luar sering menggunakan baju serba gelap dengan ikat kepala biru. Warga Suku Baduy, paling utama Baduy Dalam bermata pencaharian sebagai petani ataupun penggarap ladang, dan memelihara ternak.

Sedangkan para wanita Baduy memiliki kemampuan menenun dengan tenun halus buat baju serta tenun agresif buat ikat kepala dan ikat pinggang. Buat bawa perlengkapan tiap hari, Suku Baduy juga membuat tas yang dibuat dari kulit tumbuhan terap yang bernama koja serta jarog.

Baca Juga  Dasar-dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dalam tatanan masyarakatnya, pemimpin Suku Baduy diucap Pu’ un, asisten pemimpin Suku Baduy diucap Jaro, serta pemimpin adat diucap Kejeroan. Tidak hanya itu, warga Baduy sendiri diketahui memiliki keyakinan Sunda Wiwitan. Tempat sembahyang umat Sunda Wiwitan merupakan pamunjungan ataupun kabuyutan, ialah tempat punden berundak yang umumnya terletak di bukit.

Suku Baduy

3 Tradisi Suku Baduy

Suku Baduy diketahui memiliki bermacam tradisi, sebagian di antara lain lumayan khas serta populer akan keunikannya. Berikut merupakan sebagian antara lain.

1. Gemar Berjalan Kaki

Warga Suku Baduy diketahui orang yang sangat gemar berjalan dengan kaki telanjang. Mereka akan berjalan kaki kemanapun walaupun jarak yang ditempuh lumayan jauh tanpa menggunakan alas kaki. Tidak menggunakan alas kaki serta tidak memakai kendaraan sebagai perlengkapan transportasi adalah prinsip hidup Suku Baduy buat melindungi keselarasan dengan alam.

2. Sistem Kekerabatan Berdasar Wilayah

Dalam warga Baduy ada sistem kekerabatan yang menitikberatkan pada daerah tempat tinggal. Ikatan kekerabatan dapat dilihat dari 3 sisi ialah Kampung Tangtu, Kampung Panamping, serta Pajaronian.

Dalam perihal ini, segala daerah Desa Baduy merupakan“ Tangtu Telu Jaro 7” yang berarti segala penduduk di daerah Kanekes Baduy ialah satu saudara yang berasal dari satu nenek moyang. Ada juga perbedaannya terdapat padai generasi antara tua serta muda, di mana orang Cikeusik dikira yang tertua, Cikertawana yang menengah, serta Cibeo yang termuda.

3. Sistem Kekerabatan Nama Ibu

Warga Baduy juga memiliki keunikan nama dengan mengambil suku kata dini orang tuanya. Anak wanita umumnya akan mengambil dari nama bapaknya, sebaliknya anak pria dari ibunya. Sebagai contoh, apabila seseorang bunda bernama Arsunah hingga nama anak laki-lakinya merupakan Ardi ataupun Arsani.

Baca Juga  7 Negara dengan Teknologi Terhebat Di Dunia

Tetapi buat cara panggilan warga Baduy malah memakai panggilan dengan nama anak. Sebagai contoh, seseorang bapak yang memiliki anak laki-lakinya bernama Asep hingga dia akan dipanggil Bapak Asep sementara itu nama aslinya merupakan Ujang. Sebab panggilan ini terus menerus digunakan, tidak tidak sering banyak orang tua setelah itu kurang ingat dengan nama aslinya sendiri.

You May Also Like

More From Author